JAMBi – Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jambi mencatat bahwa lahan sawah yang masih produkif sampai saat ini hanya tinggal 61.119 hektare dari data tahun 2019 masih ada seluas 68 ribu he atau telah terjadi pengurangan seluas lebih kurang tujuh ribu hektare yang telah beralih fungsi.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura, Rumusdar di Jambi Senin mengatakan bahwa jumlah sawah di Provinsi Jambi yang produktif panen berjumlah 61.119 hektar yang semula terdata di tahun 2019 berjumlah 68.000 hektar atau telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.
“Kami mencatat bahwa jumlah produktivitas sawah di Provinsi Jambi semakin menurun yang disebabkan banyaknya alih fungsi lahan petani yang beralih ke sektor perkebunan kelapa sawit, meskipun sampai saat ini pemerintah masih gencar memberikan pendampingan target hasil panen padi kepada petani sampai dengan September 2024,” katanya.
Penurunan lahan pertanian khususnya padi di Provinsi Jambi ini disinyalir adanya alih fungsi lahan yang disebabkan karena infrastruktur pertanian, khususnya penanaman padi yang banyak mengalami keterbatasan.
“Penyebab berkurangnya lahan disebabkan alih fungsi lahan dan bagaimana bisa terjadi mungkin yang pertama karena infrastruktur kurang memadai, seperti airnya terbatas, irigasi juga kurang bagus dan kemudian ada ketertarikan atau minat daripada petani itu ke lahan sawit, mungkin lebih menjanjikan menurut mereka,” kata Rumusdar.
Dia juga menambahkan bahwa alih fungsi lahan ini juga didukung karena minat penerus petani sawah berkurang di kalangan milenial dan masih banyak dari penerus yang lebih ingin melanjutkan sebagai pengusaha tani dibandingkan petani sawah.
Kalau dihitung dari skala ekonomis, satu hektar sawah dengan satu hektar sawit itu berbeda, pasti lebih untung yang sawah tetapi ya kerjanya lebih banyak yang sawah seperti habis panen tanam lagi, kalau sawit kan tidak, sekali tanam bisa sampai 20-25 tahun jadi lebih banyak santainya sehingga semakin hari semakin berkuranglah lahan sawah.
Pemerintah Jambi saat ini masih gencar memberikan upaya dan pemahaman kepada petani untuk aktif menjalankan sektor pertanian untuk menghasilkan panen yang berkualitas. Dinas Pertanian dan Hortikultura melalui dana APBD memberikan anggaran melalui dinas provinsi untuk bantuan kepada kabupaten dan kota, termasuk juga APBN kurang lebih 10.000 hektar bantuan benih padi.
Selain itu, diberikan pula bantuan mesin pertanian yang melalui APBD diajukan untuk mendukung peningkatan luas tanam, peningkatan luas panen, dan peningkatan produksi untuk mendapatkan hasil produksi yang menguntungkan bagi petani.
Untuk memonitori perkembangan bantuan ini, Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan untuk dibentuknya tim ketahanan pangan sektor hulu disamping tim pengendali inflasi daerah untuk melakukan pengawasan upaya pemerintah dalam meningkatkan angka produksi sesuai dengan target yang ingin dicapai di 2024.
Untuk kondisi sekarang, target kita tahun 2024 ini produksi ditargetkan 469.324 ton gabah kering giling dengan luas tanam kita targetkan 102.431 hektar kemudian luas panennya 94.950 hektar dan produktivitas sekitar 4,943 kuintal per hektar.
Bantuan hasil panen ini juga disesuaikan dengan lokasi sawah yang memang terendam banjir di beberapa lokasi di kabupaten/kota. Minimal sudah terekam data banjir itu lebih kurang yang puso itu 2.800 hektar, yang banjir itu ada tanaman yang masih berumur di bawah satu bulan, ada yang lebih satu bulan, ada pula yang hampir panen.
“Namun nanti kita melalui gerakan ini akan kita kejar pergerakan percepatan tanam yang sekarang kalau daerah-daerah ini sudah bisa ditanami, misal daerah Muaro Jambi dan Batanghari masih ada sawah-sawah yang terendam,” kata Rumusdar.
Daerah-daerah di Provinsi Jambi yang sudah secara berkala memulai penanaman padi saat ini seperti di Kabupaten Bungo sedangkan didaerah lainnya masih menunggu konfirmasi dari tim setempat, seperti Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang sampai saat ini belum ada laporan lanjutan perihal upaya peningkatan penanaman padi.
Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya memberikan penyaluran dan proses persiapan sasaran tanam ini kepada seluruh bagian kabupaten/kota, masih ada waktu enam bulan lagi untuk mengejar sasaran tanam dan mudah-mudahan kalau nanti sinergitas kabupaten dengan provinsi ini bisa tercapai.(JP01)
Discussion about this post