JAMBI – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Fuel Terminal (FT) Jambi luncurkan Program Ekologi Nusantara (Ekosantara) pada 4 Agustus hingga September 2025, yang menggali pelestarian warisan budaya dan Konservasi keanekaragaman hayati di Kawasan Cagar Budaya Candi (KCBC) Muaro Jambi.
“Program ini adalah inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina yang bertujuan untuk pelestarian warisan budaya dan konservasi keanekaragaman hayati di KCBC Muaro Jambi,” kata Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, di Jambi Senin.
Dia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen Pertamina terhadap prinsip Environment, Social, Governance (ESG) untuk memperkuat Candi Muaro Jambi sebagai warisan sejarah sekaligus pusat konservasi biodiversitas dan destinasi wisata edukasi lingkungan berkelanjutan di Jambi.
“Program Ecosantara merupakan gerakan kolaboratif untuk melestarikan warisan alam dan budaya dimana kegiatan ini merupakan investasi jangka panjang untuk keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dan kami percaya bahwa pelestarian alam dan budaya adalah pondasi pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Melalui Program Ekosantara, Pertamina memperkuat komitmennya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada Tujuan 15 (Ekosistem Daratan) dan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Inisiatif ini membuktikan komitmen Pertamina dalam membawa perubahan positif memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian warisan alam dan budaya Indonesia untuk generasi mendatang.
Program ini menerapkan model kolaborasi multi pihak yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media dalam satu gerakan terpadu untuk menjaga kelestarian alam dan budaya Indonesia.
Sebagai langkah awal, program Ekosantara menggelar kegiatan susur sungai dan observasi biodiversitas selama dua pekan di kawasan hutan dan aliran sungai Candi Muaro Jambi. Kegiatan ini melibatkan partisipasi lintas sektor dengan pendekatan ilmiah yang terstruktur.
Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Agung Nugraha, memberikan apresiasi terhadap pendekatan kolaboratif ini dan kami menyambut baik inisiatif kolaborasi itu dalam rangka konservasi yang efektif memerlukan keterlibatan seluruh stakeholder.
“Program Ekosantara menunjukkan bahwa pelestarian biodiversitas adalah tanggung jawab bersama yang melampaui batas institusional,” ungkapnya.
Pada pelaksanaannya, program ini menghadirkan Profesor Tedjo Sukmono, pakar lingkungan dan konservasi, yang memastikan standar ilmiah dalam setiap tahap observasi, dimana mahasiswa Universitas Jambi (Unja) terlibat aktif dalam proses pendataan spesies endemik, menciptakan pembelajaran langsung yang menghubungkan teori dengan praktek konservasi.
“Kawasan Candi Muaro Jambi memiliki nilai strategis sebagai laboratorium alam yang menyimpan kekayaan biodiversitas. Melalui penelitian lapangan ini, kami dapat memetakan potensi flora dan fauna endemik sekaligus membangun kapasitas generasi muda dalam bidang konservasi,” jelaskan Tedjo Sukmono.
Program ini turut melibatkan Pemuda Peduli Lingkungan dan Kelompok Sadar Wisata, yang berperan sebagai garda terdepan dalam edukasi masyarakat, pemeliharaan kebersihan kawasan, dan pengembangan wisata berbasis ekologi di Lubuk Penyengat sebagai gerbang utama kawasan cagar budaya.
Observasi biodiversitas yang dilakukan telah berhasil mengidentifikasi berbagai spesies endemik, termasuk burung kingfisher dan rangkong, serta pohon-pohon lokal yang berperan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem sungai dan hutan di kawasan tersebut.
Data hasil penelitian ini akan menjadi basis penyusunan peta konservasi dan strategi pelestarian berkelanjutan di kawasan Cagar Budaya Candi Muaro Jambi.
Program Ekosantara menargetkan transformasi Cagar Budaya Candi Muaro Jambi menjadi destinasi wisata edukasi terpadu dimana masyarakat dapat menikmati warisan sejarah sekaligus mempelajari flora dan fauna endemik Jambi.
Program ini bertujuan membentuk komunitas sadar lingkungan, mengembangkan ekonomi kreatif berbasis ekowisata, dan menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai model percontohan nasional integrasi pelestarian budaya-konservasi biodiversitas yang dapat direplikasi di kawasan cagar budaya lainnya.(JP01)
Discussion about this post