JAMBI – Sejumlah Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi masih ada yang tidak memilih pada Pemilu 14 Februari 2024 dikarenakan faktor rendahnya tingkat pendidikan mereka saat ini yang berpengaruh pada kemampuan literasi mereka dalam Pemilu itu.
“Di TPS 006 merupakan salah satu TPS yang banyak Orang Rimbanya, jumlah DPT Orang Rimba sekitar 180 pemilih namun yang datang memberikan suara sekitar 60 persen,” kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 06 Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, Acep Sutisna saat dihubungi.
Sebelumnya, anggota PPS telah menyalurkan Surat Pemberitahuan memilih atau formulir C6 kepada Orang Rimba. Lalu ditindak lanjuti melalui grup WhatsApp RT 38.
Acep menyebutkan banyak faktor yang membuat Orang Rimba tidak menggunakan hak pilihnya diantaranya, rendahnya tingkat pendidikan yang berpengaruh pada kemampuan literasi mereka dalam pemilu.
Dalam pencoblosan, Orang Rimba yang tidak bisa membaca dapat didampingi oleh anggota keluarga berdasarkan rapat di KPU kemarin.
Menggunakan hak suara bagi Orang Rimba bukan perkara mudah, pasalnya pemilu kali ini juga bertepatan dengan musim buah dan hampir seluruh Orang Rimba tinggal jauh ke dalam Rimba untuk memanen buah-buah yang matang.
Hal ini juga menjadi salah satu faktor alpanya beberapa pemilih di TPS. Bagi Orang Rimba yang mengikuti Pemilu mereka harus mengalokasikan waktu untuk bermalam di dekat desa dan mencoblos, lalu kemudian masuk ke dalam rimba untuk panen buah kembali.
“Ake keluar sebentar untuk pemilu, nanti belik lagi,” kata Meluring (32) warga SAD yang berada di dalam Taman Nasional itu.
Ini adalah kali ketiga Meluring ikut dalam pemilu. Pada pemilihan kali ini Meluring mengaku sudah memilih salah seorang calon presiden. Sebelum akhirnya memilih satu nama, Meluring telah mengetahui mengenai kandidiatnya melalui tontonan televisi ketika ia berkunjung ke desa terdekat dan dari konten sosial media.
“Harapan kami semoga Presiden yang terpilih melihat kami yang tinggal di dalam hutan, peduli pada kami memberikan bantuan,” sebutnya.
Menurut Meluring pada 2025 Presiden Joko Widodo mengunjungi Orang Rimba di Bukit Suban. Kunjungan Presiden ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi mereka. Kunjungan kepala negara ke Orang Rimba membawa harapan untuk penyelesaian persoalan dasar yang dihadapi Orang Rimba terutama pengakuan hak dan kesetaraan atas ruang hidup yang masih menjadi perjuangan Orang Rimba hingga kini.
“Kalau dia tidak ke sini mana tahu kondisi kami,” kata Meriau (45) salah seorang pemilih Orang Rimba yang tinggal di dalam perkebunan kepala sawit menyatakan harapan yang sama dan siapa pun presiden terpilih nanti, hendaknya mengunjungi dan memperhatikan Orang Rimba.
“Bisa bertemu dengan Orang Rimba dan jadi mengetahui apa yang dibutuhkan oleh Orang Rimba,” katanya.
Meriau sejak lama berharap punya sumber penghidupan yang jelas dan tidak terus menerus menumpang dalam perkebunan kelapa sawit dan ingin mendapat pengakuan sebagai warga negara dan memiliki tempat hidup yang layak.
Data dari KPU Provinsi Jambi terdapat 1.841 Orang Rimba yang masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT). Tersebar di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Tebo dan Batanghari dan Orang Rimba melakukan pemilihan menyebar di TPS-TPS sekitar lokasi pemukiman mereka bergabung dengan masyarakat desa.
Orang Rimba yang tinggal di dalam Taman Nasional Bukit Dua Belas dan perkebunan sawit di sekitar Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun tersebar di 5 TPS. Orang Rimba telah berdatangan sejak pagi hari guna menyalurkan hak suaranya.(JP01)
Discussion about this post