JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) kembali mengukuhkan posisinya di Indeks Tempo-IDNFinancials 52 (Indeks 52) yang dilaksanakan di Novotel Balikpapan pada 26/07/2024. Perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional ini bahkan mengamankan dua dari empat kategori, yaitu Main Index dan High Dividen.
Perusahaan dengan kode saham AALI ini tercatat membagikan dividen sebesar Rp 247 per saham untuk tahun buku 2023 pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan April 2024 silam. Di tengah tantangan turunnya harga dan produksi minyak sawit nasional, Astra Agro berhasil menunjukkan konsistensinya dalam pertumbuhan bisnisnya.
“Penghargaan ini diberikan kepada emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terbukti memiliki kinerja keuangan stabil dan dapat diandalkan. Selain kategori Main Index dan High Dividen, kategori lain adalah High Growth dan High Market Cap,” ujar Wahyu Dhyatmika Direktur Utama Tempo.co, saat memberikan kata sambutan di acara tersebut.
Dalam kategori Main Index, Astra Agro ini dinilai menunjukkan kinerja yang mengesankan dari sisi fundamental dan sukses menjaga kestabilan kinerja di pasar modal.
Vice President of Investor Relations and Public Affairs Astra Agro, Fenny Sofyan mengungkapkan tantangan produktivitas kelapa sawit Indonesia akibat dari rata-rata usia tanaman yang menua. Namun, Astra Agro tetap menunjukkan kinerja positif melalui implementasi kebijakan operational excellence.
“Hasilnya, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti mengalami kenaikan sebesar 4,8%, dari 3,16 juta ton pada tahun 2022 menjadi 3,31 juta ton pada tahun 2023. Tidak hanya itu, kinerja keuangan kami juga positif,” kata Fenny Sofyan.
Wahyu menambahkan 52 emiten yang menjadi bagian dari Indeks 52 ini dapat menjadi rujukan atau refleksi bagi para pelaku bursa, terutama para investor muda yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan bursa di Indonesia.
Pemilihan konstituen ini diseleksi melalui proses pemilahan data laporan keuangan perusahaan. Pemilihan juga dibantu dengan tabulasi beberapa variabel dan kriteria, termasuk nilai kapitalisasi pasar terbesar, saham free-float minimal 7,5%, pemegang saham minimal 3.000 investor, rerata frekuensi saham ditransaksikan, rerata volume saham ditransaksikan, serta pertumbuhan laba bersih, laba usaha, dan pendapatan. (JP01)
Discussion about this post