JambiPos, Jambi – Beranda Perempuan menggelar panggung amal dengan kegiatan pameran karya korban kekerasan seksual, Kamis (15/12/2022) di Taman Budaya Jambi.
Pameran berlangsung dua hari, berbasis karya Penyintas berupa foto, tulisan, lukisan merupakan medium yang efektif membantu korban kekerasan seksual, menyalurkan rasa trauma dan harapan yang bisa menjadi pesan-pesan menggugah bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan kekerasan seksual.
Dalam kegiatan ini pameran yang disediakan berupa gambar yang dibuat oleh korban, pakaian korban kekerasan, lukisan, cerita korban kekerasan, dan instalasi korban kekerasan.
Kegiatan ini didukung oleh cinema UIN Sutha selaku Kurator Pameran. Dan Media Partner Kompas, Go Nau, Forum Jurnalis Perempuan, Front mahasiswa Nasional, Rambu House, Tribun, RRI.
” Display Baju-baju korban kekerasan seksual ini sebagai pengingat, tidak meyalahkan pakaian korban. Perkosaan terjadi bukan karena pakaian tetapi karena Beranda Perempuan Gelar Panggung Amal dan Pameran Karya Korban
Aktivisme berbasis karya Penyintas berupa Fhoto, Tulisan, Lukisan merupakan medium yang efektif membantu korban kekerasan seksual menyalurkan rasa trauma dan harapan yang bisa menjadi pesan-pesan mengunggah bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan kekerasan seksual.
Direktur Beranda Perempuan, Zubaida mengatakan, kegiatan pameran ini menampilkan gambar-gambar yang dibuat oleh korban, pakaian korban kekerasan, lukisan, cerita korban kekerasan, dan instalasi korban kekerasan.
Kegiatan ini didukung oleh Cinema UIN Sultan Thaha selaku Kurator Pameran, sebagai Media Partner Kompas, Go Nau, Forum Jurnalis Perempuan, Front Mahasiswa Nasional, Rambu House, Tribun, dan RRI.
“Display baju-baju korban kekerasan seksual ini sebagai pengingat, tidak meyalahkan pakaian korban. Perkosaan terjadi bukan karena pakaian tetapi karena niat dan motif pelaku untuk menyerang tubuh perempuan.
” Pameran ini digelar sebagai upaya mendekatkan kepedulian masyarakat untuk memahami beban trauma korban dan mendukung perjuangan korban untuk mendapatkan keadilan,” ungkap Zubaidah.
Hari pertama, kegiatan dibuka dengan Pameran dan Panggung Puisi oleh Ismet dari Rambu House. Hari kedua akan diisi dengan bedah film catatan pendamping dan diskusi kode etik peliputan korban kekerasan seksual dan layanan konseling gratis bagi pengunjung pameran.
“Ini adalah ruang edukasi pada publik untuk memahami trauma korban dan tuntutan korbban untuk mendapatkan akses keadilan” kata Zubaidah.
Hari pertama, kegiatan dibuka dengan Pameran dan Panggung Puisi oleh Ismet dari Rambu House. Hari kedua akan diisi dengan bedah film catatan pendamping dan diskusi kode etik peliputan korban kekerasan seksual dan layanan konseling gratis bagi pengunjung pameran.
“Ini adalah ruang edukasi pada publik untuk memahami trauma korban dan tuntutan korban untuk mendapatkan akses keadilan” tegas Zubaidah, aktifis perempuan ini.(JP/Red03/Red01)
Discussion about this post