Jambipos, Merangin-Pemilik Stadiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pemarab, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi diduga jadi mafia BBM. Hal ini dari informasi masyarakat yang di peroleh awak Jurnalis Jambipos adanya dugaan peraktek oknum mafia BBM (Bahan Bakar Minyak) Bersubsidi di Stadiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Nomor 25,373,12 yang satu satunya terletak di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pemarab, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Dari hasil penelusuran Jambipos, Selasa (27 /12/2022) dilokasi, SPBU tersebut, ditemukan petugas sedang asik mengisi BBM solar bersubsidi kepada pelangan dan alat-alat berat terparkir di belakang SPBU itu di duga milik SPBU itu.
Hal itu sendiri keterangan dari warga pemilik SPBU mempunyai banyak alat berat jenis exsafator dan Doser yang semuanya berkerja untuk PETI dan ketrangan salah satu dari pelangsir minyak, berinisial P.
Dia mengatakan di SPBU itu, setiap satu (1) Gelon ukuran 30 liter, pelansir maupun pelanggan yang tidak melansir di wajibkan bayar Rp 30 Ribu per 1 galonya isi nya sekitar 32 liter ini perintah Pemilik SPBU ( incim ) kata nara sumber tersebut,
Perintah kepada karyawannya yang lebih eronisnya kalau minyak masuk 16 ton yang harus di jual cuma 9 ton, paling bayak 10 ton sisa minyak tersebut. Pemilik SPBU yang ambil kerena dia kebal hukum.
Dia juga memerintah kan karyawannya menganterkan ke lokasi PETI di duga milik nya sendiri dan sebagian di jual ke pemain2 PETI lainnya. Dengan harga Rp 350 Ribu pergalon isi 32.liter.
Jika minyak masuk cuma 8 ton keterangan warga setempat ber inisial S.W dan warga lainya mengatakan minyak subsidi tersebut tidak dijual sama sekali, dan sebelum dikirim ke Lokasi PETI, minyak tersebut, di salin dulu ke galon di gudang nya yang ber alamat di Pasar Sungai Manau Samping Toko Mas Diamon di belakang rumah pemilik SPBU itu sendiri dipingir sungai.
Kenderaan yang digunakan untuk melansir dari SPBU dan mengantar ke kelokadi PETI pakai mobil BOX Tayota dina merah dan 1 unit dam truk kanter.
Untuk itu kami mohon kepada pihak Pertamina untuk menijau lansung ke tempat penyalinan BBM serta menertipkan SPBU tersebut, kerena praktek ini sudah lama sekali berjalan dan sudah menjadi rahasia umum di daerah itu.
Ketika awak media mempertanyakan kepada menijer SPBU tersebut, berapa ton minyak solar masuk. Dengan lantang dia menjawab, 16 ton pak. Lalu media ini minta foto SPBU silahkan, katanya.
Jambipos lalu ambil foto semua alat exsapator dan doser milik SPBU tu. Sempat Jambipos duduk di warung pas ada seorang pelangsir bercerita.
Sebut saja A. Dia mengatakan minyak masuk hari ini cuma 16 ton, tapi yang dibongkar cuma 10 ton. Lalu media ini bertanya kepada pelansir A, yang 6 ton? di kemanakan? Sepontan dia jawab yang 6 ton itu untuk alat berat pribadi dia tu pak.

Lihat alat berat nya . Yang terbanyak punya alat dialah . Pada saat ditanya siapa nama bos nya dia lalu bilang, incim / efrida yoly katanya. Cewek lagi umur lebih kurang 30 tahun, lanjut A mengatakan pom
dioni minyak solar masuk 1 bulan 4 kali makanya dia jual. 10 ton .6 ton untuk alat dio peribadi.
Tidak ketinggalan F, mengatakan benar yang dikatakan A. “Saya juga orang asli putra Desa Guguk ni tau betul apa yang terjadi di SPBU ni, setausaya menyak solar yang di jual cumah supuluh (10) tom tapi kalau minyak masuk 8 ton itu tidak di jual . Kerena kami tidak mau ribut kami warga Desa Guguk minyak masuk kami dapat jatah pelansir,” katanya.
Pada saat Jambipos ini minta tanggapan LSM ,INRA WIN . Tentang SPBU yang Nakal, Sepontan dia bilang, Minta APH Tolong di tindak SPBU yang tidak pro masyarakat. Kerena tidak mengayomi . Llebih baik tutup saja,” katanya.
“Jaman sekarang tidak ada yang kebal hukum, ternyata melanggar tindak sesuai hukum yang berlaku,” tutupnya. (JP-Yahya/Lee)
Discussion about this post