Jambipos, Merangin- Tradisi “bantai adat” yang menjadi agenda tahunan warga Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi kembali dilaksanakan setelah dua tahun vakum karena pendemi Covid-19. Rencananya sekitar 120 ekor kerbau dengan berbagai ukuran postur tubuh, “dibantai” pemotongan ternak kerbau secara massal oleh ribuan masyarakat Dusun Baru, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin usai Sholat subuh Rabu (30/3/2022).
Tradisi Bantai Adat atau pemotongan ternak kerbau secara massal menjelang Ramadan kembali digelar warga Merangin menyusul relaksasi kegiatan kemasyarakatan yang diberikan pemerintah saat ini.
Secara resmi “bantai adat” ini dibuka Gubernur Jambi H Al Haris didampingi Bupati Merangin H Mashuri dan Sekda Fajarman di lahan Bantai Adat milik Pemkab Merangin, Selasa (29/3/2022).
Pelaksanaan Bantai Adat di Merangin menjelang Ramadan 1443 Hijriyah (H) tahun ini digelar di Dusun Baru, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Selasa (29/3/2022). Tradisi Bantai Adat tersebut dihadiri langsung mantan Bupati Merangin, H Al Haris yang kini menjabat Gubernur Jambi.
Tradisi Bantai Adat warga Merangin tahun ini dilaksanakan secara meriah. TRadisi Bantai adat digelar dengan nuansa rekreatif. Tradaisi tersebut diawali dengan Pawai Ta’ruf menyambut bulan suci Ramadan 1443 H dan pemberian santunan kepada anak yatim. Setelah itu acara dilanjutkan Sedekah Bumi dengan makan bersama di rumah tua Rantau Panjang. Kemudian kegiatan diakhiri dengan pembukaan Bantai Adat dengan memotong kerbau.

‘’Budaya Bantai Adat yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan keagamaan ini, kedepannya akan menjadi event resmi nasional. Disini ada simbol budaya dan kegiatan agama yang disatukan,’’ujar Gubernur Jambi Al Haris saat membuka acara Bantai Adat.
Dikatakan, budayanya tidak hanya “membantai” ratusan kerbau, tapi juga ada memanggang 1.000 batang lemang, pertandingan Silek dan kegiatan lainnya di Rumah Tuo Rantau Panjang.
Sedangkan kegiatan keagamaannya Pawai Ta’ruf anak-anak khatam Al Quran secara massal yang mengelilingi Pasar Rantau Panjang dan berbagai keagamaan lain yang tak kalah menarik.
‘’Sangat banyak budaya Islam di Provinsi Jambi yang bisa diangkat menjadi event nasional. Adat Melayu Islam di kawasan Tabir ini memang sangat luar biasa, karena sudah dilakukan dari dulu secara turun temurun,’’terang Al Haris.
Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada kesempatan tersebut mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi akan mengangkat tradisi Bantai Adat menjadi event (kegiatan) wisata tahunan di tingkat Provinsi Jambi. Selanjutnya tradisi tersebut diupayakan menjadi event wisata nasional.
“Kita sebagai masyarakat Rantau Panjang sangat menghormati nilai-nilai adat sekaligus menggunakan agama di tengah-tengah masyarakat. Karena itu ada kolaborasi dari budaya, agama dan adat menyatu secara harmonis,”ujarnya.
Menurut Al Haris, tradisi Bantai Adat merupakan tradisi turun temurun masyarakat Merangin yang sarat makna dan nilai-nilai luhur untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi menyambut bulan suci Ramadan tersebut merupakan kearifan lokal masyarakat Merangin. Tradisi tersebut bermakna penting meningkatkan dan merekatkan kebersamaan, silaturahmi, dan solidaritas sosial masyarakat.
“Saya mengharapkan tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya dan tradisi Provinsi Jambi. Tradisi ini juga menjadi momentum membangkitkan semangat dan kekuatan kolektif sehingga terbangun sinergitas antara berbagai elemen masyarakat. Hal itu penting membangkitkan sektor pariwisata dan juga perekonomian masyarakat dan daerah Provinsi Jambi,”katanya.
Al Haris mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden RI, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan salah satu langkah pemerintah yang menggabungkan masyarakat, pemerintah dan pihak terkait untuk bergerak bersama memulihkan kondisi ekonomi nasional dan daerah pasca pandemi.
Gernas BBI menjadi upaya untuk mendorong dan meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal, dengan mendorong masyarakat membeli produk lokal, dalam rangka mendukung perkembangan dan kemajuan industri UMKM dan ekonomi kreatif yang muaranya adalah pulih dan bangkitnya perekonomian daerah dan nasional.

Sementara Bupati Merangin H Mashuri menambahkan, peninggalan leluhur seperti Budaya Bantai Adat Rantau Panjang Tabir tersebut, wajib dilestarikan. Penyelenggaraannya dari tahun ke tahun harus terus meningkat.
‘’Para genersi muda milenia kita wajib terus kita libatkan, sehingga mereka jadi tahun dan kenal dengan budayanya sendiri. Jika generasi muda milenia kita paham dan tahun Budaya Bantai Adat ini, Insya Allah akan terus lestari,’’terang Mashuri.
H Mashuri mengatakan, tradisi Bantai Adat merupakan suatu bentuk interaksi antara sesama masyarakat dalam menumbuhkan rasa gotong – royong yang merupakan warisan dan tradisi dari masyarakat Kabupaten Merangin sampai saat ini.
Pemkab Merangin terus mendorong untuk menjadikan momen-momen seperti ini sebagai tujuan wisata. Dengan demikian desa – desa di Kabupaten Merangin menjadi lebih terkenal dan lebih maju karena Bantai Adat ini adalah kegiatan tradisional di Provinsi Jambi ini yang hanya ada di Desa Rantau Panjang. (JP-Asenk Lee Saragih)
Discussion about this post