JAMBI – Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA) secara resmi meluncurkan aplikasi ‘Digisawit’ (Sistem Informasi Korporasi Petani Sawit Digital Berkelanjutan) untuk bisa bersaing di pasar global terutama pangsa pasar Eropa.
“Platform ini dirancang menjawab persoalan klasik petani sawit Jambi, seperti biaya input tinggi, akses pasar terbatas, dan produktivitas rendah maka Digisawit mengintegrasikan manajemen kebun, produksi, dan pemasaran berbasis traceability ramah lingkungan, sekaligus mendukung sertifikasi sawit berkelanjutan untuk dipersyaratkan pasar global,” kata Rektor UNJA Prof Helmi, di Jambi Rabu.
“Aplikasi ini adalah bukti UNJA hadir untuk masyarakat. Hasil penelitian tim kami yang didanai BPDPKS ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan menurunkan kemiskinan ekstrem di Jambi,” kata Prof Helmi.
Saat ini tercatat ada sebanyak 42.000 lebih pekerja kebun sawit di Jambi terjebak kemiskinan ekstrem karena tidak memiliki lahan dan sulit berkelompok. Aplikasi digisawit harus jadi solusi membentuk wadah korporasi petani miskin agar mereka bisa dapat akses pendanaan dan lahan.
Aplikasi Digisawit (https://digisawit.com/) tidak hanya memudahkan petani mengelola kebun secara real-time, tetapi juga memperkuat posisi tawar di pasar global melalui prinsip sustainability. Ke depannya sistem ini akan dikembangkan dengan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kabupaten dan lembaga riset internasional.
Peluncuran aplikasi ini menandai komitmen UNJA sebagai pionir transformasi digital sektor perkebunan yang inklusif dan berkelanjutan di Sumatera.
Pemerintah Provinsi Jambi berharap platform (aplikasi ) digital dapat memperkuat posisi petani di pasar serta meningkatkan efisiensi produksi dan memberi akses yang lebih luas terhadap sumber daya serta pasar.
“Melalui launching sistem informasi manajemen platform digisawit.com informasi koperasi petani sawit digital berkelanjutan dapat mengoptimalkan usaha petani, meningkatkan pendapatan, dan menjamin keberlanjutan agribisnis sawit di masa depan,” kata Sekda Provinsi Jambi Sudirman.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi sangat mengapresiasi kegiatan yang baru dilaksanakan itu, karena Unja membantu Pemerintah Provinsi Jambi dalam informasi manajemen tentang memajukan kelapa sawit di Provinsi Jambi.
Pemerintah memberikan apresiasi kepada pihak Unja dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang telah mendukung lahirnya inovasi, dalam rangka revitalisasi agribisnis sawit dalam menghadapi tantangan global dengan sistem manajemen korporasi petani digital yang berkelanjutan.
Platform Digisawit tersebut diharapkan menjadi sebuah sistem informasi manajemen yang dapat menjadi solusi digital untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan daya saing industri sawit Provinsi Jambi.
Sudirman juga mengatakan, sektor pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian Provinsi Jambi. Memiliki kontribusi terhadap pendapatan daerah dan negara, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan daerah sangatlah signifikan.
Pada 2024, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jambi, yaitu sebesar 34,10 persen pada triwulan II, dan kelapa sawit merupakan perkebunan yang paling dominan.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023), kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang paling banyak diusahakan di Provinsi Jambi.
Tercatat 271.702 (dua ratus tujuh puluh satu ribu tujuh ratus dua) unit usaha pertanian perorangan (UTP) yang mengusahakan komoditas kelapa sawit, dari jumlah UTP di Provinsi Jambi sebanyak 565.489 unit. 85 persen diantaranya merupakan UTP pada Subsektor Perkebunan. Dan lebih dari 50 persen UTP Perkebunan merupakan UTP yang mengusahakan tanaman kelapa sawit.(JP03)
Discussion about this post