• Beranda
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
JambiPos.com
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Bisnis
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Pariwisata
  • Ragam
  • Daerah
  • Nasional
  • Bisnis
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Pariwisata
  • Ragam
Morning News
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Bisnis
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Pariwisata
  • Ragam
Home Berita

Tutupan Hutan Di Jambi Pada 2023 Tinggal 922.891 He

SIEJ Jambi Gelar Diskusi Publik Lingkungan Berkaca dari Borneo

02/06/2024
in Berita, Daerah, Jambi
0
Tutupan Hutan Di Jambi Pada 2023 Tinggal  922.891 He
0
SHARES
3
VIEWS
PostTweetSendScan

JAMBI – Direktur KKI Warsi Adi Juneidi mengatakan deforestasi pun marak terjadi di Jambi selama 50 tahun terakhir. Pada tahun 1973 tutupan hutan di Jambi tercatat 3,4 juta hektare. Namun, pada tahun 2023 tutupan hutan di Jambi hanya tinggal 922.891 hektare.

“Kita simpulkan bahwa hutan tersisa relatif berada di taman nasional, yakni Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Duabelas, Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan Taman Nasional Berbak. Ada sedikit atau sebagian di hutan lindung gambut. Ada juga beberapa area di kawasan lindung PBPH,” katanya.

Baca juga

Pembunuhan di Jambi Pelaku Bawa Mobil Mewah Korban

Pembunuhan di Jambi Pelaku Bawa Mobil Mewah Korban

02/10/2025
Lifter Jambi Klarisa Ikut Kejuaraan Dunia di Norwegia

Lifter Jambi Klarisa Ikut Kejuaraan Dunia di Norwegia

30/09/2025
Kapolda Jambi Gelar Panen Raya Jagung Di Kabupaten Tanjabtim

Kapolda Jambi Gelar Panen Raya Jagung Di Kabupaten Tanjabtim

29/09/2025
Polisi Tangkap Tiga Pengedar Sabu Dan Ekstasi

Polisi Tangkap Tiga Pengedar Sabu Dan Ekstasi

26/09/2025

Dia pun mengatakan deforestasi berdampak buruk bagi Orang Rimba. Masyarakat adat ini kehilangan ruang hidup hingga identitas budaya.

“Mereka sampai ke jalan kota. Mereka kehilangan identitas. Jadi untuk mengakui Orang Rimba  itu berat, karena tidak ada rimba lagi,” katanya.

Society Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) Simpul Jambi menggelar nonton bareng (nobar) dan diskusi hasil liputan investigatif tentang kerusakan hutan Pulau Borneo, Kalimantan. Diskusi dan nobar ini berlangsung di kedai kopi yang berada di Telanaipura, Kota Jambi, Sabtu (1/6/2024).

Liputan kolaboratif yang dibuat SIEJ pusat melalui Depati Project itu, melibatkan sejumlah jurnalis dari beberapa media massa yang mengungkap fakta siapa dalang perusakan hutan Pulau Borneo, bagaimana proses tersebut terjadi, serta dampak besar yang muncul akibat penghancuran hutan itu.

SIEJ Simpul Jambi melihat kejahatan lingkungan di Borneo memiliki kemiripan dengan kondisi yang terjadi di Jambi. Atas nama investasi, perusakan kawasan hutan terus terjadi. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik awal tahun 2024, Provinsi Jambi masuk dalam 10 besar daerah dengan luas deforestasi terbesar di Indonesia.

Dengan melihat realita itulah SIEJ Simpul Jambi membuat diseminasi liputan penjagalan hutan Borneo untuk menarik benang merahnya ke dalam konteks Jambi.

Diskusi ini bertajuk “Hutan Hilang, Bencana Datang”. Para pemantik diskusi ialah dua jurnalis kolaborator Arief Nugroho, Manajer Kajian Walhi Jambi Dwi Nanto, dan Direktur KKI Warsi Adi Juneidi.

Selain SIEJ Simpul Jambi, para peserta nobar dan diskusi ini berasal dari AJI Jambi, Setara Jambi, WWF, Perkumpulan Hijau, para jurnalis, mahasiswa, dan sebagainya.

Arief Nugroho mengatakan liputan itu dilakukan pada Maret 2024. Para jurnalis dan Depati Project awalnya mendapatkan laporan deforestasi dan penggusuran tanah yang dikelola masyarakat adat di Desa Kuala Hilir, Simpang Hilir, Ketapang, Kalimantan Barat, Kalimantan (Pulau Borneo).

Sesampai di lokasi itu, para jurnalis meliput kawasan yang sudah dirusak PT Mayawana. Masyarakat adat dan satwa terdampak deforestasi tersebut.

“Bagi masyarakat adat, itu sangat penting karena obat-obatan dan makan ada di situ (hutan). Beruntung pembabatan hutan itu dihentikan sementara. Desa Kalau Hilir melakukan perlawanan. Karena mereka khawatir hutan dan ladang yang mereka miliki dibabat dan digusur oleh perusahaan. Jika ditebang habis maka keanekaragaman hayati di sini punah,” katanya.

Deforestasi memang berhenti sementara waktu, tetapi tidak dengan dampaknya. Orang utan beberapa kali masuk ke wilayah konsesi PT Mayawana, terlihat kebingungan karena ruang hidupnya telah dirusak perusahaan.

“Pekerja di sana menyebutkan selama bekerja 3 bulan, hampir setiap hari ada pertemuan dengan Orang utan. Orang utan keluar dari kawasan, dan masuk ke area konsensi. Orang utan terlihat bingung, atau celingak celinguk,” ujar Arief.

Liputan itu dapat disaksikan di CNN Indonesia (TV), Pontianak Pos, Jaring.id, Ekuatorial.com, Betahita.id, dan Mongabay.

Direktur KKI Warsi Adi Juneidi mengatakan deforestasi pun marak terjadi di Jambi selama 50 tahun terakhir. Pada tahun 1973 tutupan hutan di Jambi tercatat 3,4 juta hektare. Namun, pada tahun 2023 tutupan hutan di Jambi hanya tinggal 922.891 hektare.

“Kita simpulkan bahwa hutan tersisa relatif berada di taman nasional, yakni Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Duabelas, Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan Taman Nasional Berbak. Ada sedikit atau sebagian di hutan lindung gambut. Ada juga beberapa area di kawasan lindung PBPH,” katanya.

Ia pun mengatakan deforestasi berdampak buruk bagi Orang Rimba. Masyarakat adat ini kehilangan ruang hidup hingga identitas budaya.

“Mereka sampai ke jalan kota. Mereka kehilangan identitas. Jadi untuk mengakui Orang Rimba  itu berat, karena tidak ada rimba lagi,” katanya

Manajer Kajian Walhi Jambi Dwi Nanto mengatakan kerusakan hutan sudah berlangsung di wilayah hulu, tengah, dan hilir Jambi. Pada wilayah hilir Jambi, terdapat ekspansi perkebunan kelapa sawit yang merusak ekosistem lahan gambut.

Perusahaan, kata Dwi, melakukan pengeringan lahan gambut agar bisa ditanami tanaman sawit. Akibatnya, lahan gambut menjadi mudah terbakar.

“Sawit ini spesies yang tidak lahir secara alami di Jambi. Bayangkan satu spesies ditanam di sini. Sawit kalau ditanam di kawasan gambut, tidak bisa. Maka skenario yang dilakukan perusahaan ekstraktif, akhirnya tidak patuh PP Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Gambut,” katanya.

Ia pun mengatakan Walhi Jambi mewanti-wanti terjadinya eksploitasi sumber daya alam di hulu Jambi yang dilakukan perusahaan skala besar. Bila itu sudah terjadi, bencana ekologis yang lebih parah menjadi keniscayaan.

“Apa yang terjadi di hulu? itu akan berdampak sama dengan hilir. Adanya tambang dan ekspansi kebun. Kita bisa bayangkan kalau dampak ekstraktif masuk dengan skala besar, akan menguasai hulu. 50 tahun ke depan, wilayah hulu akan sama seperti tengah dan hilir,” katanya.

Koordinator SIEJ Simpul Jambi berharap diskusi ini dapat memicu isu lingkungan di Jambi semakin ramai dibahas publik.

“Bisa melalui publikasi media dan diskusi publik. Kemudian, adanya diskusi lanjutan yang bisa membahas persoalan yang menyangkut lingkungan di Jambi, seperti kondisi Sungai Batanghari yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Jambi,” katanya.(JP01)

 

 

 

 

 

 

 

Tags: AJI Kota Jambidiskusi publikJambiwalhiwarsi
Previous Post

PPDB Zonasi, Kadisdik Syamsurizal: Mempermudah Masyarakat

Next Post

Kemas Alfarabi Minta Semua Pihak Hormati Proses Internal PKB

Artikel lainnya

Diduga Ada Gudang Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg Dekat SPBE Bukit Apit, Warga Bungo Resah
Hukrim

Diduga Ada Gudang Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg Dekat SPBE Bukit Apit, Warga Bungo Resah

07/10/2025
Pembunuhan di Jambi Pelaku Bawa Mobil Mewah Korban
Berita

Pembunuhan di Jambi Pelaku Bawa Mobil Mewah Korban

02/10/2025
Lifter Jambi Klarisa Ikut Kejuaraan Dunia di Norwegia
Berita

Lifter Jambi Klarisa Ikut Kejuaraan Dunia di Norwegia

30/09/2025
Kapolda Jambi Gelar Panen Raya Jagung Di Kabupaten Tanjabtim
Berita

Kapolda Jambi Gelar Panen Raya Jagung Di Kabupaten Tanjabtim

29/09/2025
Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Tutup Usia
Berita

Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Tutup Usia

26/09/2025
Polisi Tangkap Tiga Pengedar Sabu Dan Ekstasi
Berita

Polisi Tangkap Tiga Pengedar Sabu Dan Ekstasi

26/09/2025

Discussion about this post

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Alamat Redaksi : Perum Aura Bimantara I No.52, RT.41/RW.00 Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi 36126, Provinsi Jambi

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Bisnis
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Pariwisata
  • Ragam